Dikotomi Jawa - Luar Jawa

Kenapa ketika Mendekati Pemilu atau memilih pemimpin saja kita berbicara
jawa - luar jawa, padahal potensi itu kita bisa gunakan untuk mengurai
permasalahan di indonesia khususnya: KORUPSI!!

Setelah dianalisis pendapat kalau budaya korupsi itu budaya jawa ternyata
memang benar setelah melihat kinerja pasangan jawa SBY-BUDIONO berjalan hampir
3 tahun, korupsi di indonesia semakin meningkat, pemberian grasi bukan hanya
kepada pengedar narkoba, tapi juga kepada koruptor mengindikasikan kalau presiden
jawa selain terindikasi antek-antek neoliberal juga pendukung gerakan candu
keseluruh indonesia,..

Selain itu budaya korupsi budaya jawa dapat dilihat ketika SBY diam saja ketika
menteri dari jawa diperikasa oleh KPK, dan ketika Andi Mallarangeng diperiksa
oleh KPK SBY pun bersuara kalau mendukung kalau menteri diperiksa oleh KPK,..

Hal ini menunjukkan kalau cuma menteri jawa boleh korupsi, sedang luar jawa
harus kelihatan korupnya padahal semua juga tahu kalau andi mallarangeng itu
korupsi untuk membesarkan partai demokrat partai SBY, dan dia cuma kambing
hitam, gentong cuci tangan untuk orang-orang jawa,..

Kebusukan presiden jawa bisa juga dilihat ketika menghalangi penetapan komodo NTT
sebagai 7 keajaiban dunia, melalui duta pemerintah di swiss menginformasikan pak JK
itu berusaha menipu melalui SMS,..

padahal Pak JK itu berhak mengusahakan NTT untuk maju melalui pariwisata komodonya,
karena NTT itu juga bukanlah wilayah surplus, dan masih tergantung impor pangan
dari sulsel daerah pak JK, kalau NTT maju maka ketergantungan itu tidak perlu lagi.

selain itu pengembangan proyek pesawat CN235 tidak mendapat perhatian pemerintah
jawa karena proyek cn235 itu kepunyaan habibie, yang bukan orang jawa.

Timor-timor semakin hari semakin maju setelah terpisah dari indonesia hal ini
bisa dilihat kalau faktor kegagalan terbesar di indonesia adalah faktor budaya
jawa yang korup disegala bidang, orang luar jawa yang semula ingin menjaga APBN
dari sifat korup orang jawa malah menjadi koruptor sejati seperti: ANDI MALLARANGENG.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip

Site Meter