Indonesiaku Mangsa Penyelenggara Negara

Lagu UUD(Ujung-ujungnya Duit) sangat tepat menggambarkan
prilaku lembaga negara khususnya eksekutif dalam mengambil
keputusan, termasuk reshuffle kabinet tgl.20 oktober 2011.

Reshuffle kabinet tidak lebih akal-akalan untuk menguras
dana APBN yang jumlahnya 1300 trilyun yang oleh DPR APBN
itu disebut Perusahaan 1300 trilyun.

Munculnya siluman,"wakil menteri". Kurang lebih akan sama
dengan satgas yang sudah dibentuk, kerja minim tapi biaya
operasional mansyallah,.. contoh satgas mafia pajak,..
kerja paling 2-3 bulan, dan biaya operasional pun berjalan
5 tahun dalam anggaran, dan tanpa pernah ada jaminan kalau
satgas itu akan bisa meniadakan kehilangan 50-100 trilyun
pertahun yang selama ini terjadi di sektor pajak indonesia.
Bahkan boleh jadi satgas ini dibuat untuk menghisap dana
50-100 trilyun yang hilang itu, tujuannnya jelas apalagi
kalau bukan untuk membesarkan partai demokrat atau partai
koalisi lainnya.

Selain itu tujuan reshuffle ini juga ajang untuk merusak
nama/citra SDM/Kader muda indonesia yang punya kans untuk
bersaing di pilpres 2014 contoh muhaimin Iskandar,
A.Mallarangeng, dll.. karena issue kuat pilpres 2014
adalah munculnya presiden dari kader/SDM muda Indonesia.

Dipanggil ke cikeas tapi tidak didudukkan
menjadi menteri seperti proses fit and propert tes itu
adalah strategi untuk merusak citra SDM bersangkutan,
atau paling tidak menghembuskan angin surga bahwa ke depan
akan mendapat jabatan, sehingga SDM bersangkutan diluar
tidak akan banyak berbicara kritis, dan tetap menjadi
anjing jinak bagi pemerintahan SBY.

Muhaimin, A.Mallarangeng tidak akan di reshuffle atau
tidak akan keluar dari kementrian karena sudah akan
dipanggil KPK,..

Seperti diketahui KPK selama ini sudah jadi Alat
kekuasaan
, selain sebagai alat merusak citra lawan
politik SBY, juga alat menakut-nakuti menarik uang
APBN untuk pembangunan, jadi sangat wajar bila audit
BPK menyatakan kalau selain 27 trilyun hilang(menyimpang),
semester 1 2011, dana APBN juga masih awet hingga 40%an
di rekening kepresidenan, dan itu berarti bunga dari
ratusan trilyun APBN masih akan aman mengalir kepada
presiden/eksekutif
.

Wakil menteri hanya akan menghabiskan dana APBN karena untuk
kinerja akan tumpang tindih dengan kerja menteri utama.
hal ini juga terjadi jaman suharto, menteri muda setara
dengan wakil menteri akhirnya diberangus karena wakil menteri
cuma jadi tandingan bagi menteri.

so,.. wakil menteri go to hell!!
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip

Site Meter